Home » » Pengertian dan Hakikat Belajar

Pengertian dan Hakikat Belajar

Pengertian dan Hakikat Belajar

Secara esensi belajar bukanlah proses yang mudah karena kaitannya dengan proses berpikir manusia hingga memunculkan perubahan perilaku. “Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan yang disadari (Sanjaya, 2011: 112)”. Melalui hal ini, dapat dipahami bahwa belajar merupakan hal yang kompleks karena berkaitan dengan aktivitas mental untuk mengelola informasi yang pada akhirnya menghasilkan perubahan.

”Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan secara langsung (Sanjaya, 2011: 112)”. Perubahan tingkah laku yang dimaksudkan lebih mengarahkan pada perubahan yang terjadi pada kognisi atau pengetahuan seseorang. Sehingga untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya perubahan kognisi seseorang yang telah melaksanakan proses belajar, hanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. 

Pendapat serupa mengenai belajar dinyatakan oleh Rustaman, “belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku hasil belajar pada diri individu, atau belajar diartikan sebagai perubahan konsepsi dan kebiasaan berpikir siswa (Rustaman, 2005: 5)”. Pandangan ini serupa dengan teori belajar konstruktivisme, karena konsepsi sendiri merupakan pikiran atau gagasan mengenai suatu hal yang bersifat spesifik dan individual. Teori belajar konstruktivis meyakini bahwa setiap siswa telah memiliki pengetahuan awal. Sehingga melalui proses belajar, akan terjadi perubahan perilaku, dalam hal ini perubahan yang terjadi dalam pengetahuan siswa.

Pandangan tentang belajar sebagai proses mengkonstruk pengetahuan diperkuat oleh sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa, “belajar bukanlah perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengetahuannya melalui proses asimilasi dan akomodasi (Budiningsih, 2005: 58)”. Pendapat tersebut menegaskan bahwa proses belajar memungkinkan terjadinya perubahan kognisi yang terjadi secara asimilasi maupun akomodasi.“Apabila hal baru yang dipelajari itu sesuai dengan yang sudah dipelajarinya, siswa akan menerapkan pada situasi baru, itulah yang disebut asimilasi. Sedangkan, apabila pengetahuan baru itu sama sekali berbeda dengan yang sudah dimilikinya, siswa perlu mengubahnya, itulah yang dinamakan akomodasi (Rustaman, 2005: 33)”. Sehingga dapat dipahami bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar ditekankan pada perubahan pengetahuan, yakni pengetahuan awal yang menjadi dasar secara berangsur-angsur terjadi perubahan melalui proses belajar.

Pandangan lain menyatakan bahwa,
“Belajar merupakan aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan. Belajar memiliki ciri-ciri: 1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif). 2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan. 3) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. 4) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. (Siregar, dkk,, 2010: 3)”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami, bahwa belajar memanglah proses yang terjadi dalam psikis seseorang, yang tentu saja akan menghasilkan perubahan secara kognisi. Namun hasil dari proses belajar tidak hanya berkaitan dengan kognisi, melainkan perubahan pada kognisilah yang menjadi dasar untuk merubah keterampilan serta sikap seseorang. “Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam keadaan tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya (Sudjana, 2005: 31)”. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Arikunto yang menyatakan, “seorang siswa yang menempuh proses belajar, idealnya ditandai oleh munculnya pengalaman-pengalaman psikologis baru yang positif, yang diharapkan dapat mengembangkan aneka ragam sikap dan kecakapan yang konstruktif,  bukan kecakapan yang destruktif (merusak) (Arikunto, 2006:  98)”.

Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental untuk mengkonstruk pengetahuan yang terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan sehingga menimbulkan perubahan secara kognitif, psikomotorik dan afektif yang mengarah pada hal positif.

 

1 komentar:

  1. Best casino site for you - Dr.MCD
    Here 진주 출장샵 we'll find the best casino sites in the 남양주 출장샵 USA, the biggest 아산 출장안마 casino sites on 동두천 출장마사지 the 파주 출장샵 planet! We've created the most secure, and safest way to gamble online.

    BalasHapus